By. Lusiana Mono Hevita
Menulis…menulis…menulis. Ibarat mengasah pisau, makin diasah makin tajam, menulis juga begitu. Semakin kita sering menulis, semakin terampil kita. Terampil merangkai kata, memilih gaya bahasa, menambah kosa kata, membahasakan ide-ide yang ada di kepala, dan lain-lain.
Menulis itu seperti meluncurkan anak panah dari busurnya. Sekali meluncur, tidak akan pernah bisa ditarik lagi. Beda jika menggunakan bahasa lisan, ketika kita ‘keseleo lidah’ bisa langsung ngeles, “gue nggak ngomong gitu kok, lo salah denger kali…” aman deh, hehehe. Tapi kalau keburu tertulis, apalagi sudah dipublikasikan…weleh, cape deh ngeralatnya. Menulis adalah proses kreatif, berpikir dan berbuat (menulis). Ada hasil yang kelihatan. Coba bayangkan kalau semua ide itu hanya ada di alam idea saja dan tidak kelihatan mata, bagaimana orang lain bisa tahu betapa brilyannya ide-ide kita, misalnya. Meski sesederhana apapun ide, jika bisa disampaikan dengan cara yang menarik, tentu hasilnya akan menarik pula.
Continue reading →