Komitmen Antara Pengguna dan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Mutu Layanan

By. Endang Wahyu Lestari

Membangun perpustakaan dengan layanan bagus tentunya tidak mudah. Diperlukan komitmen terus menerus untuk meningkatkan layanan dan keperdulian terhadap pengguna. Komitmen tidak melulu dibebani pada pengelola perpustakaan, namun pengguna perpustakaan juga diharapkan memiliki komitmen dalam meningkatkan mutu layanan.

Continue reading

Leave a comment

Filed under Librarianship

Perpustakaan Sebagai Salah Satu Indikator Utama Dalam Mendukung Universitas Bertaraf Internasional

By. Kalarensi Naibaho

PENGANTAR
Istilah “World Class University” sedang sangat populer, khususnya di kalangan perguruan tinggi Indonesia. Istilah  ini semakin bergema terutama sejak pemerintah mengeluarkan SK mengenai otonomi bagi beberapa perguruan tinggi negeri (UI, UGM, ITB, IPB). Hampir semua perguruan tinggi tersebut secara tegas maupun tersirat mencantumkan visinya menuju “World Class University” atau “Universitas Bertaraf Internasional”. Beberapa perguruan tinggi swasta, jelas-jelas ‘mengklaim’ dirinya sebagai universitas bertaraf internasional.

Continue reading

Leave a comment

Filed under Librarianship

Pustakawan Asertif: Idaman Masyarakat! (Tinjauan Terhadap Tugas Dan Kompetensi Pustakawan Dalam Mencapai Kepuasan Pengguna)

By. Kalarensi Naibaho

BAB I.

PENDAHULUAN

Buku Megatrends yang ditulis John Naisbitt adalah buku yang mencoba menangkap perubahan besar yang terjadi dalam masyarakat Amerika, di mana ia menemukan sepuluh arus atau kecenderungan perubahan. Berita utamanya, bukan pada temuannya itu, tapi bagaimana sepuluh kecenderungan ini ditemukan. John Naisbitt menangkap sepuluh arus kecenderungan itu melalui analisis isi surat kabar dan majalah, selama bertahun-tahun! Lebih dari enam ribu surat kabar lokal ia ikuti dan dianalisis isinya selama bertahun-tahun! Dapatkah pustakawan menjadi John Naisbitt baru?

Sekilas, prolog di atas mungkin terlihat tidak berkaitan dengan judul tulisan ini. Mungkin juga tidak akan ditemukan relevansinya dengan uraian-uraian berikutnya. Penulis hanya ingin menyampaikan bahwa apa yang dikerjakan Naisbitt adalah sesuatu yang sangat biasa di kalangan pustakawan. Membaca berpuluh-puluh harian saban hari, mengkliping berita-berita penting dan mengikuti perkembangan masyarakat melalui berita-berita yang tersaji di media. Tapi kenapa bukan pustakawan yang menerbitkan ‘Megatrends?”. Pertanyaan yang bagus untuk memulai diskusi mengenai pustakawan yang diidamkan masyarakat saat ini!

Continue reading

Leave a comment

Filed under Soft Skills

Menciptakan Generasi Literat Melalui Perpustakaan

By Kalarensi Naibaho

A. Pengantar

Pada pertandingan final Piala Dunia 2006 lalu, para penikmat olah raga sepak bola di Indonesia dan seluruh pemirsa televisi di dunia menyaksikan sebuah insiden di mana Zinadine Zidane melakukan pelanggaran keras dengan menanduk dada Materazzi. Insiden tersebut mengakibatkan Zidane harus keluar dari lapangan dan tim nasional Perancis akhirnya kalah dari tim nasional Italia. Besok paginya, banyak media cetak dan media elektronik di negeri ini menjadikan kejadian tersebut sebagai headline dengan berbagai sudut pandang. Sebagian besar membela Zidane dengan asumsi bahwa Materazzi pastilah telah mengatakan sesuatu yang sangat menyinggung perasaan Zidane. Salah satu ‘tuduhan’ media adalah bahwa Materazzi telah mengatai Zidane sebagai teroris.

Di luar media, kasus ini menjadi perbincangan hangat. Bahkan di beberapa milis terjadi perang opini, makian dan sumpah serapah untuk Materazzi karena telah menyebut Zidane sebagai ‘teroris’. Ironisnya, saat itu Zidane sendiri belum mengatakan apa-apa tentang insiden yang menimpa dirinya. Dan ketika akhirnya Zidane mengadakan konperensi pers bahwa Materazzi tidak menyebutnya ‘teroris’ masyarakat seolah-olah tetap percaya bahwa Materazzi pastilah telah menyebut Zidane ‘teroris’.

Continue reading

Leave a comment

Filed under Information Literacy

Film : Aset Budaya Bangsa yang Harus Dilestarikan!

By Kalarensi Naibaho

Pengantar

Di suatu pagi di sebuah perpustakaan, seorang siswa SMU sedang sibuk mencari literatur berupa buku atau bahan pustaka mengenai Loetoeng Kasaroeng. Gurunya menyuruh membuat esai mengenai legenda dari Jawa Barat itu. Siswa tersebut pun larut dalam bacaan dan literatur yang diperolehnya di perpustakaan. Beberapa buku dan majalah dilahapnya sampai memiliki bahan yang cukup banyak untuk membuat suatu esai. Namun dalam lubuk hatinya, siswa tersebut ingin sekali melengkapi informasi untuk esai itu dari film tentang Loetoeng Kasaroeng yang terkenal itu. Tapi, kemana harus mencarinya?

Continue reading

Leave a comment

Filed under Librarianship

Creative Writing Class (part 2)

By. Lusiana Mono Hevita

Menulis secara kreatif itu apa sih? Apa bedanya dengan Menulis saja, nggak pake embel-embel kreatif, dan bukankah semua tulisan itu hasil dari proses kreatif?

Hari-hari selanjutnya, masih tentang pelatihan Menulis Secara Kreatif, Pak Putu menguraikan tentang bagaimana sebuah proses kreatif berjalan. Sebuah tulisan yang kreatif bisa merupakan hasil dari beberapa tindakan yang dilakukan oleh penulis, yaitu:

Continue reading

Leave a comment

Filed under Creative Writing

Creative Writing Class (part 1)

By. Lusiana Mono Hevita

Menulis…menulis…menulis. Ibarat mengasah pisau, makin diasah makin tajam, menulis juga begitu. Semakin kita sering menulis, semakin terampil kita. Terampil merangkai kata, memilih gaya bahasa, menambah kosa kata, membahasakan ide-ide yang ada di kepala, dan lain-lain.

Menulis itu seperti meluncurkan anak panah dari busurnya. Sekali meluncur, tidak akan pernah bisa ditarik lagi. Beda jika menggunakan bahasa lisan, ketika kita ‘keseleo lidah’ bisa langsung ngeles, “gue nggak ngomong gitu kok, lo salah denger kali…” aman deh, hehehe. Tapi kalau keburu tertulis, apalagi sudah dipublikasikan…weleh, cape deh ngeralatnya. Menulis adalah proses kreatif, berpikir dan berbuat (menulis). Ada hasil yang kelihatan. Coba bayangkan kalau semua ide itu hanya ada di alam idea saja dan tidak kelihatan mata, bagaimana orang lain bisa tahu betapa brilyannya ide-ide kita, misalnya. Meski sesederhana apapun ide, jika bisa disampaikan dengan cara yang menarik, tentu hasilnya akan menarik pula.

Continue reading

Leave a comment

Filed under Creative Writing